Posted by : Unknown
Kamis, 23 Mei 2013
Pagi ini tidak terasa seperti
biasanya.Jalanan lembab,baru saja selesai tersiram air hujan.Bau tanah
menyerebak,memberikan kesejukan tersendiri bagi Aza.Aza memang menyukai bau
tanah,bau setelah hujan.Baginya,bau itu membuat dirinya merasakan sensasi
pedesaan yang sejuk tanpa debu.Sangat berbanding terbalik dengan kota
metropolitan tempat Aza tinggal.Namun,itu tak berarti Aza menbenci kota
kelahirannya.Ia justru sangat menyukai kota kelahirannya itu.Bagi gadis yang
masih duduk di bangku SMA ini,kota kelahirannya banyak memberikan kenangan
indah.Kenangan tentang kebahagiaan saat ia dilahirkan,saat ia melewati masa
kecilnya,sekolahnya dan teman-temannya.Semua ada di dalam kota itu.Aza tidak
pernah mau ketika orang tuanya memintanya untuk bersekolah di luar negeri.Itu
karena Aza sangat mencintai kotanya.Kota yang menurutnya magis.Yang memberikan
banyak kenangan untuknya.Kota yang menyimpan tempat-tempat penuh kenangan
baginya,termasuk tempat ia berpijak saat ini.Sekolahnya.Tempat ia bertemu
dengan sahabat-sahabatnya termasuk orang yang sangat dicintainya.
Limabelas menit lagi pelajaran
akan dimulai saat Aza masuk kekelasnya.Ia menyapa teman-temannya lalu beranjak
menuju tempat duduknya.Aza baru saja duduk ketika Aurora menghampirinya sambil berlari.
“Za,Za,gue pinjem PR fisika dong!” pinta
Aurora panik.
“Emang abis dari mana lo semalem?nih!” Aza bertanya bernada penasaran
sembari
menyerahkan buku PR nya.
“Iya,tadi malem gue ketiduran abis main game.” jawab Aurora agak acuh dan
mulai memfokuskan diri pada PR nya.
“Pastinya.” Kata Aza bernada sinis.Sebenarnya Aza sudah menduga hal itu.Dan
ternyata dugaannya memang benar.Ini bukan kali pertama Aurora tidak mengerjakan
PR nya.Bahkan mungkin Aurora sama sekali tidak pernah mengerjakan PR nya
sendiri.
“Ya bukan salah gue dong.Kan bukan niat gue tidur.Gue itu ketiduran.”
Aurora membela diri.Kali ini ia lebih sedikit serius menjawab pertanyaan Aza.
Aza memutuskan untuk membiarkan Aurora berkutat dengan pekerjaannya lalu
menenggelamkan diri pada novel yang sedang ia baca.Namun itu tidak berlangsung
lama karena konsentrasi Aza buyar ketika melihat seseorang datang dan
menyapanya.
“Hai Za !” Sapa Alfat memperlihatkan
lesung dipipinya yang menurut Aza sangat magis.
“Hai Al” Aza membalas dengan sedikit canggung tapi memperlihatkan senyum
dipipinya yang menurut Alfat juga sangat magis.
“Lagi ngapain lo Ra?” Alfat mengalihkan pandangannya pada Aurora yang
terlihat sangat sibuk.
“Hai Al.Gue lagi ngerjain PR.Gue belum ngerjain soalnya.hehe” Aurora
menghentikan pekerjaannya sejenak begitu mendengar suara yang dikenalinya lalu
kembali berkutat pada kesibukannya.
“Lagi?” Alfat merasa heran.Sepertinya ia belum pernah melihat Aurora
mengerjakan PR nya sendiri.Aurora pun hanya tertawa mendengar perkataan
Alfat,menyadari bahwa ia memang tak pernah mengerjakan PR nya sendiri.
Alfat dan yang lainnya segera duduk di tempat masing-masing begitu
mendengar bel sudah berbunyi.Mereka sudah mulai terlihat sibuk menyiapkan diri
untuk belajar dan beberapa menit kemudian mereka sudah terlihat berkutat dengan
buku-buku pelajaran mereka.
Dikoridor mulai ramai.Ini adalah jam istirahat.Sebagian besar murid segera
menuju ke kantin untuk sekedar melepas dahaga dan lapar yang mereka
rasakan.Tidak terkecuali Aza dan Vanessa.Alfat dan Riza
datang bergabung ketika Aza dan Vanessa sedang menyantap baso milik mereka
masing
masing.Riza langsung sibuk dengan baso miliknya sendiri dan menikmatinya
selayaknya
seseorang yang belum makan berhari-hari sedangkan Alfat memilih untuk
memandang kedua gadis di depannya terlebih dulu.
“Hai Za,Nes.emm,Za,pulang sekolah
ada acara ngga?” Tanya Alfat ragu-ragu tapi penuh harap.
“Emm,kayanya sih ngga.ada apa emang?” Aza
kembali bertanya.
“Alfat mau ngajak lo kencan Za.Gitu
aja ga ngerti” Riza tiba-tiba ikut bicara dengan santainya.Alfat memincingkan
mata lalu melihat sadis ke arah Riza yang masih saja menikmati basonya.Sedangkan
Vanessa hanya menahan tawa.Mencoba tidak menggoda Aza yang terlihat malu
walaupun sebenarnya ia sangat ingin melakukannya.
“Emm,mau ngga nemenin aku
nonton?Ada film
yang pengin banget aku tonton.” Kata Alfat memecah kecanggungan.
“Oh
yaudah.Kebetulan aku juga lagi ngga ada kerjaan.” Jawab Aza dengan suara
halusnya ditambah dengan seringai lembut dibibirnya yang membuat Alfat menjadi
salah tingkah.
“Yaudah
kalo gitu.Aku tunggu di pintu gerbang sepulang sekolah ya.” Alfat memutuskan pergi
sebelum ia lebih salah tingkah lagi.Sedangkan Riza hanya mengomel karena
ditarik pergi oleh Alfat sementara makanannya belum habis.
Melihat
punggung Alfat yang mulai menghilang dikejauhan,Vanessa mulai menggoda Aza.
“Ciee,yang diajak kencan” goda
Vanessa sembari mencolek dagu Aza yang terlihat malu.Pipinya memerah dan mulai
salah tingkah.
“Apaan sih?” Aza mencoba membela
diri dengan harapan Vanessa berhenti menggodanya.Aza merasa pipinya sudah
sangat merah layaknya babi korea .
“tapi
senengkan?” Vanessa kembali menggoda Aza yang terlihat semakin salah tingkah.
“udah ah.aku malu” Aza menutup
wajahnya dengan kedua tangannya,tidak ingin Vanessa melihat pipinya yang
semakin memerah.Tapi usahanya gagal.Vanessa terlanjur melihat pipinya yang
memerah.Vanessa pun semakin menjadi-jadi menggoda Aza.Tapi pada akhirnya
Vanessa harus menyerah dikalahkan waktu yang menyuruhnya untuk kembali ke
kelas.
Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu.Aza
melihat bayangan dirinya di cermin dan mencoba menata rambutnya yang berantakan
agar terlihat rapi.Merasa dirinya sudah cukup rapi,Aza bergegas ke gerbang dan
mendapati Alfat sudah menunggunya dengan motor gedenya.
“Hai Za.Ayo naik !” sapa Alfat
sembari memperlihatkan lesungnya yang membuat Aza jadi salah tingkah.Aza
bergegas naik ke motor Alfat.Ia tidak mau membuat Alfat menunggunya terlalu
lama.
“Pegangan
dong!nanti bisa jatuh” perintah Alfat sontak membuat Aza kaget.
“Pegangan!” Alfat mengambil
tangan Aza lalu melingkarkan tangan Aza ke pinggangnya.Segera Alfat menyalakan
mesin motornya lalu mulai berjalan.Alfat bisa merasakan lembutnya tangan Aza
dan pipi Aza yang menempel di punggungnya.Seketika rasa hangat dan debaran
jantung yang semakin keras dirasakan Alfat.Aza pun merasakan hal yang
sama.Jantungnya berdebaran tapi rasa nyaman menyelimutinya.Ia selalu merasa
tenang ketika Alfat berada disampingnya.Ia bisa merasakan kehangatan Alfat yang
mengalir melalui pipi dan tangannya.Aroma parfum Alfat yang berbau sedikit
keras,Aza sangat menyukainya.Perlahan Aza merasakan debaran jantungnya mulai
normal lalu digantikan rasa hangat serta nyaman.Dan Aza sangat
menikmatinya.Begitu pula dengan Alfat.Alfat perlahan menurunkan kecepatan motornya,berharap
moment itu tidak cepat berlalu.Alfat selalu menantikan moment bersama Aza,hanya
dengan Aza.Dan ini adalah saatnya.Alfat ingin mengajak Aza berbicara namun
bibirnya tak mampu mengeluarkan kata-kata.Hatinya hanya ingin merasakan
keberadaan Aza yang sedang memeluknya.Keberadaan Aza yang benar-benar nyata ada
di dekatnya.
Mereka sudah sampai di depan
gedung bioskop ketika Aza melepaskan pelukannya.Tapi Alfat tidak ingin Aza
terlepas darinya.Alfat meraih tangan Aza,menggandengnya masuk kedalam gedung.Alfat
sengaja memilih film horor,dia berharap Aza akan memeluknya karena
ketakutan.Tapi ternyata strategi Alfat gagal.Aza sama sekali tidak terlihat
ketakutan.Sebaliknya ia malah terlihat menikmati setiap adegan menyeramkan yang
ditontonnya.Alfat hanya tersenyum melihat Aza yang terlihat tenang.Merasa
rencananya gagal Alfat tak urung sedih.Ia justru semakin tertarik dengan sosok
Aza.Sebenarnya gadis seperti apa yang berada disampingnya sekarang? Alfat
benar-benar tidak bisa menebaknya.
Alfat tidak ingin hari indahnya
cepat berakhir.Ia menarik tangan Aza begitu film selesai lalu mengajaknya
membeli es krim,hal yang sangat disukai Aza.
“Aku lebih suka rasa strawberry”
tolak Aza ketika Alfat menyodorkannya es krim rasa coklat.
Alfat mengambil es krim strawberry
lalu memberikannya pada Aza.Ia sempat tersenyum,memperlihatkan lesung dipipinya
pada Aza ketika menyerahkan es krim.Jantung Aza kembali berdebar melihat senyum
Alfat yang manis.
“Kenapa kamu suka strawberry?”
Aza tersadar ketika Alfat mengajaknya berbicara.
“Strawberry mengajarku tentang
arti kehidupan.Mengajarkanku mengerti agar aku tidak melihat segala sesuatu
yang tampak dari luar.Mungkin dari luar strawberry terlihat menyegarkan,semua
orang mungkin ingin memakannya.Tapi,setelah memakannya tidak semua orang
menyukainya karena ternyata strawberry tidak semanis kelihatannya.Aku
menyukainya karena strawberry membuatku memahami bahwa hidup bukan hanya
tentang segala hal yang manis-manis saja,tapi kadangkala hidup juga akan terasa
asam dan aku harus siap menghadapinya jika aku masih ingin tetap hidup.Dan jika
aku tidak mau tegak menghadapi masalah maka seharusnya aku mati.Karena hidup
adalah masalah jadi jika aku ingin tidak ada masalah maka jalan keluarnya
adalah mati.”
“Mudah sekali kamu bicara tentang
kematian?memangnya kamu nggak takut mati muda?” tanya Alfat dengan nada sedikit
menggoda. “Apa
yang harus ditakutkan? Kematian itukan takdir mutlak dan ga ada satupun makhluk
Tuhan yang bisa menghindarinya” Aza menjawab dengan santainya.
“Biasanya remaja apalagi cewe selalu
memimpikan kehidupan yang sempurna.Membayangkan mereka bertemu dengan pangeran
berkuda putih dan hidup bahagia selama-lamanya.” Alfat semakin merasa bahwa
gadis disampingnya ini memang benar-benar berbeda dari gadis yang lainnya.Gadis
ini sangat realistis dan jujur.Berpandangan kedepan dan tidak pernah membuang
waktunya membayangkan hal-hal aneh yang menyita waktu seperti yang biasa
dilakukan remaja wanita yang lainnya.
“Hidup bahagia selama-lamanya itu
hanya ada di dongeng.Dan pangeran berkuda putih ga akan ada di kota ini karena ga ada
kerajaan disini jadi bagaimana mungkin bisa ada seorang pangeran tanpa
kerajaan.Lagipula semua kisah kehidupan akan berakhir dengan sad
ending.Berakhir dengan kematian orang-orang yang dicintainya dan kematian
dirinya sendiri.”
Alfat semakin yakin setelah
mendengan jawaban Aza bahwa gadis ini memang benar-benar istimewa.dingin dan
sifatnya yang tenang justru menjadi daya tarik tersendiri bagi Alfat.
“Apakah kamu sama sekali ngga
pernah membayangkan hidup bahagia?” Alfat kembali bertanya karena tak mampu
lagi membendung rasa penasarannya.
“Tentu saja pernah.Aku mungkin
bukan orang normal jika tidak pernah membayangkan hidupku bahagia.aku juga
berharap hidupku bahagia.Tapi aku hanya mencoba realistis.Jika aku ingin hidup
bahagia maka aku harus merubah diriku dan hidupku.Jika aku hanya
berandai-andai,membayangkan hidupku bahagia tanpa ada tindakan nyata itu
artinya hidupku akan bahagia tapi hanya dalam khayalan saja.Aku ga mau hidupku
jadi abstrak.” Aza menjawab pertanyaan Alfat sambil melihat mata Alfat yang
membuatnya menjadi lebih tenang.Aza sama sekali tidak memikirkan apa yang ia
katakan.Kata-kata itu keluar begitu saja.Setidaknya itulah yang dikatakan
hatinya. “Entah ini benar atau hatiku yang salah,tapi aku ngerasa kamu itu
aneh.Beda sama cewe kebanyakan.Kamu terlalu dingin dan selalu terlihat
tenang,bahkan mungkin bisa dibilang emotion-less.Tapi,justru itu jadi keunikan
tersendiri.Kamu jadi memancarkan aura yang berbeda dari cewe kebanyakan dan itu
ngebuat aku penasaran dan bahkan udah ngebuat aku jatuh cinta.” Kata Alfat
dengan gayanya yang cuek.Sebenarnya Alfat merasa jantungnya
berdebar-debar.Rasanya grogi setengah mati.tapi dia mencoba untuk terlihat
tenang untuk menutupi detakan jantungnya yang terdengar semakin keras tiap
detiknya.
“jatuh cinta?” Aza mengulangi kata Alfat merasa tak percaya dengan apa yang
didengar telinganya.
“Iya,jatuh cinta.” Alfat meraih tangan Aza.Alfat bisa merasakan kehangatan
Aza dari tangannya yang membuat Alfat berani mengatakan apa yang ada dihatinya.
“ Za,aku ngerasa kamu berbeda dari yang lainnya.Kamu itu seperti magnet
yang selalu menarikku untuk mendekat.Setiap kali aku mencoba menjauh,magnet itu
menarikku lebih kuat lagi.Aku benar-benar tidak bisa lagi membendung perasaanku.Aku
cinta kamu Za.Aku sayang kamu.Aku mau kamu jadi pacarku.”
Alfat menyatakan perasaannya pada Aza.Dan dia terlihat sangat serius.Ini
seperti mimpi bagi Aza.mimpi yang coba ia kubur sekarang menjadi
kenyataan.Alfat menyatakan perasaan padanya,bagi Aza ini seperti dejavu.Aza
benar-benar melayang dibuatnya.
“Za?” Alfat membuat Aza tersadar dari lamunannya.
“Za,aku ngajak kamu kencan itu untuk meyakinkan hatiku tentang perasaan
yang aku rasain ke kamu.Dan setelah melewati hari sama kamu,aku yakin kalo yang
aku rasakan ini adalah cinta.Aku nggak nemuin kata yang lain untuk
mendeskripsikan perasaanku sama kamu.Dan kata yang paling mewakili perasaan itu
adalah aku cinta kamu Za.” Alfat semakin kuat memegang tangan Aza.
Aza sebenarnya ingin berteriak mengungkapkan rasa senangnya namun ia tak
mungkin melakukan itu sementara Alfat masih berdiri didepannya,menunggu jawaban
darinya.
“Al,beri aku waktu untuk memikirkan ini.Beri aku waktu.Aku nggak mau
menjalani hubungan yang Cuma main-main aja.Aku perlu meyakinkan diriku.” Aza
merasa harus merundingkan hal ini dengan teman-temannya karena ini adalah
pertama kalinya Aza akan berpacaran dan ia benar-benar kehilangan akal untuk
berfikir apa yang seharusnya ia lakukan.Dan itulah yang keluar dari mulutnya.
“Iya Za,aku ngerti.Aku ngga akan maksa kamu buat jawab sekarang .Jujur aja
kamu itu cinta pertamaku.Aku juga butuh waktu untuk meyakinkan hatiku kalo yang
aku rasakan itu cinta,dan sepertinya kamu juga perlu waktu untuk meyakinkan
hatimu tentang perasaanmu.Aku akan menunggu Za.Aku janji.” Alfat terlihat
sangat serius mengucapkan janjinya.Aza pun berharap janji itu benar-benar Alfat
ucapkan dari dalam hatinya.
Tidak dipungkiri kata-kata Alfat membuat hati Aza merasa melayang ke
angkasa dan berharap tidak akan terhempas lagi kebumi.Hati Aza benar-benar
terasa aneh,rasanya ajaib,nyaman,hangat,seperti ingin meledak-ledak.Aza tidak
tau lagi dengan kata apa dia harus mengekspresikan perasaannya.
Biasanya Aza selalu mengeluhkan rumahnya yang jauh dari pusat
keramaian.Tapi kali ini ia merasa harus mensyukurinya karena jarak rumahnya lah
yang membuat Aza bisa berlama-lama memeluk Alfat.Merasakan hangatnya tubuh
Alfat dan aroma tubuhnya.Aza sepertinya akan selalu mengingat aroma parfum
Alfat yang menurutnya cocok sekali dengan Alfat.Aza sama sekali tidak
menghiraukan apa yang dilewatinya.Ia melihat lalu ia abaikan.Yang ada
dipikirannya hanyalah pernyataan cinta Alfat yang selalu berhasil membuat
seulas senyum muncul dibibirnya.Tapi pada akhirnya waktu mengalahkan jarak dan
membuat Aza harus terbangun dari khayalan di otaknya.
Punggung Alfat mulai menghilang dan mata Aza sudah tak mampu lagi
melihatnya.Semuanya terasa mimpi bagi Aza.Aza menjatuhkan diri keranjangnya
tapi Ia masih saja mencium aroma tubuh Alfat yang tersisa dibaju yang
dikenakannya.Aza berteriak tapi tak mengeluarkan suaranya,kedua tangannya
menutup wajahnya lalu ia lepaskan dan tersenyum.Ia terus melakukannya
berulang-ulang.Tapi Aza teringat akan keyakinan yang selama ini ia yakini.Tak
ada kata bahagia selama-lamanya.Aza mengingatnya tapi entah mengapa ia ingin
mengabaikannya,setidaknya untuk kali ini saja.Ia tau kelak akan ada yang
memisahkannya dengan Alfat tapi tidak untuk saat ini.Ia mengabaikan
keyakinannya akan hal yang pasti ia hadapi suatu saat nanti,.Ia hanya ingin
merasakan sesuatu yang lain,merasakan bagaimana berharap menjadi seorang wanita
yang hidup bahagia selama-lamanya meskipun untuk itu ia harus berubah menjadi
tokoh di dongeng atau dikutuk menjadi putri tidur pun ia rela asalkan kelak ia
benar-benar bahagia selama-lamanya.
Membayangkan wajah Alfat yang tersenyum kearahnya,memperlihatkan lesung
dipipinya,selalu berhasil membuat jantung Aza berdetak lebih kencang.Sebenarnya
Aza selalu melakukan itu setiap malam,tapi setelah pernyataan cinta itu bayangan
Alfat kini terlihat lebih nyata.Setidaknya,cintanya tidak bertepuk sebelah
tangan,itulah yang dikatakan hatinya.
Aza memutuskan untuk beranjak tidur.Ia menutup matanya sebagian karena
merasa lelah dan sebagian lainnya karena ia ingin hari ini cepat berlalu,berharap
pagi cepat datang dan ia bisa melihat kembali senyum yang selalu ia ingat
sepanjang malam. ]
------------------------------------BERSAMBUNG--------------------------------------
#cerpen #cinta #romansa #roman